Jumat, 15 Juli 2016

Mengunjungi Kampung Tradisional

Padahal dalam Kabupaten Pulau Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) selalu sangat banyak obyek berlibur menggoda utuk dikunjungi, terutama kampung tradisional khas Pulau Lombok yang mendalami dilihat pelancong. Salah satunya yang sekarang lagi "naik daun" merupakan Kampung Tradisional Senaru pada Kecamatan Bayan.

Pengunjung yang menentukan paket untuk mengunjungi Kampung Tradisional Senaru sekarang memperoleh beraneka agenda. Pasalnya Senaru selalu dekat dan Gunung Rinjani. Pengunjung yang harap mendaki Gunung Rinjani dan menentukan melalui Senaru, pasti akan melewati kampung tradisional itu.

Yuk Kunjungi Sekarang Juga


Senaru berada di ketinggian 700 mdpl. Wajar seumpama udaranya terasa sejuk. Pada Kampung Tradisional Senaru berdiri berbagai bangunan khas wisata Lombok yang terbuat dari bambu mulai dari tiang, dinding sampai bursa. Sementara atapnya bukan menggunakan genteng tetapi alang-alang yang dominan terdapat dalam wilayah itu. Sedangkan fondasi rumah berupa tanah atau batu.

Deretan rumah-rumah tradisional tersebut berjejer rapi pada satu artikel seluas 2 hektare yang sungguh dikhususkan untuk dikunjungi pengunjung. Berada bangunan yang terdiri dari 4 tiang atau dimaksud sekepat. Ada begitu juga rumah yang terdiri dari enam tiang atau sekenem. Juga membayar Rp 5.000 pengunjung bakal diajak melihat kehidupan warga dalam kampung tradisional itu.

Ciri khas rumah Pulau Lombok merupakan adanya berugaq atau gazebo. Fungsi berugaq adalah merupakan tempat mendapatkan tamu. Berpatokan pada keyakinan publik setempat, orangtua biasanya menempati rumah dalam sebelah timur berugaq, sementara anak-anak tinggal pada sebelah barat berugaq. Seandainya sesuatu itu dilangar dikhawatirkan akan timbul bencana atau penyakit.

Suasana pada Kampung Tradisional Senaru tetap tetap dipertahankan sampai sekarang. Semua selalu serba tradisional. Air demi keperluan sehari-hari disabet dari sumur dengan demi mengambilnya diharuskan menimba terlebih dahulu. Seorang ibu memandikan anaknya dalam post juga air eks mandi dibuang di post. Tidak ada suara musik atau televisi. Anak-anak berlarian atau duduk-duduk sambil ngobrol juga rekan sebayanya. Satu-satunya barang yang "berbau" modernisasi adalah sepeda motor yang parkir dalam suatu rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar